Jumat, 20 September 2013

Asal Usul Batak

Berikut adalah silsilah marga-marga batak yang berasal dari Si Raja Batak yang disadur dari buku "Kamus Budaya Batak Toba" karangan M.A. Marbun dan I.M.T. Hutapea, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, 1987. Silsilah Raja Batak ini dicoba diterjemahkan dalam bentuk postingan biasa, semoga tidak membingungkan bagi pembaca yang kebetulan ingin mencari asal mula marganya SI RAJA BATAK dan keturunannya.
SI RAJA BATAK mempunyai 2 orang putra, yaitu :
1. GURU TATEA BULAN.
2. RAJA ISOMBAON.GURU TATEA BULAN
Dari istrinya yang bernama SI BORU BASO BURNING, GURU TATEA BULAN memperoleh 5 orang putra dan 4 orang putri, yaitu :
- Putra :
a. SI RAJA BIAK-BIAK, pergi ke daerah Aceh.
b. TUAN SARIBURAJA.
c. LIMBONG MULANA.
d. SAGALA RAJA.
e. MALAU RAJA.
- Putri :
1. SI BORU PAREME, kawin dengan TUAN SARIBURAJA.
2. SI BORU ANTING SABUNGAN, kawin dengan TUAN SORIMANGARAJA, putra RAJA ISOMBAON.
3. SI BORU BIDING LAUT, juga kawin dengan TUAN SORIMANGARAJA.
4. SI BORU NAN TINJO, tidak kawin (banci).
TATEA BULAN artinya "TERTAYANG BULAN" = "TERTATANG BULAN".
RAJA ISOMBAON (RAJA ISUMBAON) RAJA ISOMBAON artinya RAJA YANG DISEMBAH. Isombaon kata dasarnya somba (sembah).
Semua keturunan SI RAJA BATAK dapat dibagi atas 2 golongan besar :
a. Golongan TATEA BULAN = Golongan Bulan = Golongan (Pemberi) Perempuan. Disebut juga GOLONGAN HULA-HULA = MARGA LONTUNG.
b. Golongan ISOMBAON = Golongan Matahari = Golongan Laki-laki. Disebut juga GOLONGAN BORU = MARGA SUMBA.
Kedua golongan tersebut dilambangkan dalam bendera Batak (bendera SI SINGAMANGARAJA), dengan gambar matahari dan bulan. Jadi, gambar matahari dan bulan dalam bendera tersebut melambangkan seluruh keturunan SI RAJA BATAK.
SARIBURAJA dan Marga-marga Keturunannya SARIBURAJA adalah nama putra kedua dari GURU TATEA BULAN. Dia dan adik kandungnya perempuan yang bernama SI BORU PAREME dilahirkan marporhas (anak kembar berlainan jenis).
Mula-mula SARIBURAJA kawin dengan NAI MARGIRING LAUT, yang melahirkan putra bernama RAJA IBORBORON (BORBOR). Tetapi kemudian SI BORU PAREME menggoda abangnya SARIBURAJA, sehingga antara mereka terjadi perkawinan incest.
Setelah perbuatan melanggar adat itu diketahui oleh saudara-saudaranya, yaitu LIMBONG MULANA, SAGALA RAJA, dan MALAU RAJA, maka ketiga bersaudara tersebut sepakat untuk membunuh SARIBURAJA. Akibatnya SARIBURAJA menyelamatkan diri dan pergi mengembara ke hutan Sabulan meninggalkan SI BORU PAREME yang sedang dalam keadaan hamil.
Ketika SI BORU PAREME hendak bersalin, dia dibuang oleh saudara-saudaranya ke hutan belantara, Tetapi di hutan tersebut SARIBURAJA kebetulan bertemu kembali dengan SI BORU PAREME.
SARIBURAJA datang bersama seekor harimau betina yang sebelumnya telah dipeliharanya menjadi "istrinya" di hutan itu. Harimau betina itulah yang kemudian merawat serta memberi makan SI BORU PAREME di dalam hutan. SI BORU PAREME kemudian melahirkan seorang putra yang diberi nama SI RAJA LONTUNG.
Dari istrinya sang harimau, SARIBURAJA memperoleh seorang putra yang diberi nama SI RAJA BABIAT. Di kemudian hari SI RAJA BABIAT mempunyai banyak keturunan di daerah Mandailing. Mereka bermarga BAYOANGIN, karena selalu dikejar-kejar dan diintip oleh saudara-saudaranya.
SARIBURAJA kemudian berkelana ke daeerah Angkola dan seterusnya ke Barus. SI RAJA LONTUNG, Putra pertama dari TUAN SARIBURAJA. Mempunyai 7 orang putra dan 2 orang putri, yaitu :
- Putra :
a. TUAN SITUMORANG, keturunannya bermarga SITUMORANG.
b. SINAGA RAJA, keturunannya bermarga SINAGA.
c. PANDIANGAN, keturunannya bermarga PANDIANGAN.
d. TOGA NAINGGOLAN, keturunannya bermarga NAINGGOLAN.
e. SIMATUPANG, keturunannya bermarga SIMATUPANG.
f. ARITONANG, keturunannya bermarga ARITONANG.
g. SIREGAR, keturunannya bermarga SIREGAR.
- Putri :
a. SI BORU ANAKPANDAN, kawin dengan TOGA SIHOMBING.
b. SI BORU PANGGABEAN, kawin dengan TOGA SIMAMORA.
Karena semua putra dan putri dari SI RAJA LONTUNG berjumlah 9 orang, maka mereka sering dijuluki dengan nama LONTUNG SI SIA MARINA, PASIA BORUNA SIHOMBING SIMAMORA. SI SIA
MARINA = SEMBILAN SATU IBU.
Dari keturunan SITUMORANG, lahir marga-marga cabang LUMBAN PANDE, LUMBAN NAHOR, SUHUTNIHUTA, SIRINGORINGO,
SITOHANG, RUMAPEA, PADANG, SOLIN.
Dari keturunan SINAGA, lahir marga-marga cabang SIMANJORANG, SIMANDALAHI, BARUTU. Dari keturunan PANDIANGAN, lahir
marga-marga cabang SAMOSIR, GULTOM, PAKPAHAN, SIDARI, SITINJAK, HARIANJA.
Dari keturunan NAINGGOLAN, lahir marga-marga cabang RUMAHOMBAR, PARHUSIP, BATUBARA, LUMBAN TUNGKUP, LUMBAN SIANTAR, HUTABALIAN, LUMBAN RAJA, PUSUK, BUATON, NAHULAE.
Dari keturunan SIMATUPANG lahir marga-marga cabang
TOGATOROP (SITOGATOROP), SIANTURI, SIBURIAN.
Dari keturunan ARITONANG, lahir marga-marga cabang OMPU SUNGGU, RAJAGUKGUK, SIMAREMARE.
Dari keturunan SIREGAR, lahir marga-marga cabang SILO, DONGARAN, SILALI, SIAGIAN, RITONGA, SORMIN.
SI RAJA BORBOR Putra kedua dari TUAN SARIBURAJA, dilahirkan
oleh NAI MARGIRING LAUT. Semua keturunannya disebut marga BORBOR. Cucu RAJA BORBOR yang bernama DATU TALADIBABANA (generasi keenam) mempunyai 6 orang putra, yang menjadi asal-usul marga-marga berikut :
1. DATU DALU (SAHANGMAIMA), Keturunan DATU DALU melahirkan marga-marga berikut :
a. PASARIBU, BATUBARA, HABEAHAN, BONDAR, GORAT.
b. TINENDANG, TANGKAR.
c. MATONDANG.
d. SARUKSUK.
e. TARIHORAN.
f. PARAPAT.
g. RANGKUTI.
2. SIPAHUTAR, keturunannya bermarga SIPAHUTAR.
3. HARAHAP, keturunannya bermarga HARAHAP.
4. TANJUNG, keturunannya bermarga TANJUNG.
5. DATU PULUNGAN, keturunannya bermarga PULUNGAN.
6. SIMARGOLANG, keturunannya bermarga SIMARGOLANG.
Keturunan DATU PULUNGAN melahirkan marga-marga LUBIS dan HUTASUHUT. LIMBONG MULANA dan Marga-marga Keturunannya LIMBONG MULANA adalah putra ketiga dari GURU TATEA BULAN. Keturunannya bermarga LIMBONG. Dia mempunyai 2 orang putra, yaitu PALU ONGGANG dan LANGGAT LIMBONG.
Putra dari LANGGAT LIMBONG ada 3 orang. Keturunan dari putranya yang kedua kemudian bermarga SIHOLE dan keturunan dari putranya yang ketiga kemudian bermarga HABEAHAN. Yang lainnya tetap memakai marga induk, yaitu LIMBONG.
SAGALA RAJA Putra keempat dari GURU TATEA BULAN. Sampai sekarang keturunannya tetap memakai marga SAGALA.
LAU RAJA dan Marga-marga Keturunannya LAU RAJA adalah putra kelima dari GURU TATEA BULAN. Keturunannya bermarga MALAU. Dia mempunyai 4 orang putra, yaitu :
a. PASE RAJA, keturunannya bermarga PASE.
b. AMBARITA, keturunannya bermarga AMBARITA.
c. GURNING, keturunannya bermarga GURNING.
d. LAMBE RAJA, keturunannya bermarga LAMBE. Salah seorang keturunan LAU RAJA diberi nama MANIK RAJA, yang kemudian menjadi asal-usul lahirnya marga MANIK.
TUAN SORIMANGARAJA dan Marga-marga KeturunannyaTUAN SORIMANGARAJA adalah putra pertama dari RAJA ISOMBAON. Dari ketiga putra RAJA ISOMBAON, dialah satu-satunya yang tinggal di Pusuk Buhit (di Tanah Batak). Istrinya ada 3 orang, yaitu :
a. SI BORU ANTING MALELA (NAI RASAON), putri dari GURU TATEA BULAN.
b. SI BORU BIDING LAUT (NAI AMBATON), juga putri dari GURU TATEA BULAN.
c. SI BORU SANGGUL HAOMASAN (NAI SUANON).
SI BORU ANTING MALELA melahirkan putra yang bernama TUAN SORBA DJULU (OMPU RAJA NABOLON), gelar NAI AMBATON.
SI BORU BIDING LAUT melahirkan putra yang bernama TUAN SORBA DIJAE (RAJA MANGARERAK), gelar NAI RASAON.
SI BORU SANGGUL HAOMASAN melahirkan putra yang bernama TUAN SORBADIBANUA, gelar NAI SUANON.
NAI AMBATON (TUAN SORBA DJULU / OMPU RAJA NABOLON) Nama (gelar) putra sulung TUAN SORIMANGARAJA lahir dari istri pertamanya yang bernama NAI AMBATON. Nama sebenarnya adalah OMPU RAJA NABOLON, tetapi sampai sekarang keturunannya bermarga NAI AMBATON menurut nama ibu leluhurnya.NAI AMBATON mempunyai 4 orang putra, yaitu :
a. SIMBOLON TUA, keturunannya bermarga SIMBOLON.
b. TAMBA TUA, keturunannya bermarga TAMBA.
c. SARAGI TUA, keturunannya bermarga SARAGI.
d. MUNTE TUA, keturunannya bermarga MUNTE (MUNTE, NAI MUNTE, atau DALIMUNTE). Dari keempat marga pokok tersebut, lahir marga-marga cabang sebagai berikut (menurut buku "Tarombo Marga Ni Suku Batak" karangan W. Hutagalung) :
a. Dari SIMBOLON : TINAMBUNAN, TUMANGGOR, MAHARAJA, TURUTAN, NAHAMPUN, PINAYUNGAN. Juga marga-marga BERAMPU dan PASI.
b. Dari TAMBA : SIALLAGAN, TOMOK, SIDABUTAR, SIJABAT, GUSAR, SIADARI, SIDABOLAK, RUMAHORBO, NAPITU.
c. Dari SARAGI : SIMALANGO, SAING, SIMARMATA, NADEAK, SIDABUNGKE.
d. Dari MUNTE : SITANGGANG, MANIHURUK, SIDAURUK, TURNIP, SITIO, SIGALINGGING.
Keterangan lain mengatakan bahwa NAI AMBATON mempunyai 2 orang putra, yaitu SIMBOLON TUA dan SIGALINGGING.
SIMBOLON TUA mempunyai 5 orang putra, yaitu SIMBOLON, TAMBA, SARAGI, MUNTE, dan NAHAMPUN. Walaupun keturunan NAI AMBATON sudah terdiri dari berpuluih-puluh marga dan sampai sekarang sudah lebih dari 20 sundut (generasi), mereka masih mempertahankan Ruhut Bongbong, yaitu peraturan yang melarang perkawinan antar sesama marga keturunan NAI AMBATON.
Catatan mengenai OMPU BADA, menurut buku "Tarombo Marga Ni Suku Batak" karangan W. Hutagalung, OMPU BADA tersebut adalah keturunan NAI AMBATON pada sundut kesepuluh.Menurut keterangan dari salah seorang keturunan OMPU BADA (MPU BADA) bermarga GAJAH, asal-usul dan silsilah mereka adalah sebagai berikut :
a. MPU BADA ialah asal-usul dari marga-marga TENDANG, BUNUREA, MANIK, BERINGIN, GAJAH, dan BARASA.
b. Keenam marga tersebut dinamai SIENEMKODIN (Enem = enam, Kodin = periuk) dan nama tanah asal keturunan MPU BADA pun dinamai SIENEMKODIN.
c. MPU BADA bukan keturunan NAI AMBATON, juga bukan keturunan SI RAJA BATAK dari Pusuk Buhit.
d. Lama sebelum SI RAJA BATAK bermukim di Pusuk Buhit, OMPU BADA telah ada di tanah Dairi. Keturunan MPU BADA merupakan ahli-ahli yang trampil (pawang) untuk mengambil serta mengumpulkan kapur barus yang diekspor ke luar negeri selama berabad-abad.
e. Keturunan MPU BADA menganut sistem kekerabatan Dalihan Natolu seperti yang dianut oleh saudara-saudaranya dari Pusuk Buhit yang datang ke tanah Dairi dan Tapanuli bagian barat.
NAI RASAON (RAJA MANGARERAK) : nama (gelar) putra kedua dari TUAN SORIMANGARAJA, lahir dari istri kedua TUAN SORIMANGARAJA yang bernama NAI RASAON. Nama sebenarnya ialah RAJA MANGARERAK, tetapi hingga sekarang semua keturunan RAJA MANGARERAK lebih sering dinamai orang NAI RASAON. RAJA MANGARERAK mempunyai 2 orang putra, yaitu RAJA MARDOPANG dan RAJA MANGATUR.
Ada 4 marga pokok dari keturunan RAJA MANGARERAK :
a. Dari RAJA MARDOPANG, menurut nama ketiga putranya, lahir marga-marga SITORUS, SIRAIT, dan BUTAR BUTAR.
b. Dari RAJA MANGATUR, menurut nama putranya, TOGA MANURUNG, lahir marga MANURUNG. Marga PANE adalah marga cabang dari SITORUS.
NAI SUANON (TUAN SORBADIBANUA) : nama (gelar) putra ketiga dari TUAN SORIMANGARAJA, lahir dari istri ketiga TUAN SORIMANGARAJA yang bernama NAI SUANON. Nama sebenarnya
ialah TUAN SORBADIBANUA, dan di kalangan keturunannya lebih sering dinamai TUAN SORBADIBANUA. TUAN SORBADIBANUA mempunyai 2 orang istri dan memperoleh 8 orang putra. Dari istri pertama (putri SARIBURAJA) :
a. SI BAGOT NI POHAN, keturunannya bermarga POHAN.
b. SI PAET TUA.
c. SI LAHI SABUNGAN, keturunannya bermarga SILALAHI.
d. SI RAJA OLOAN.
e. SI RAJA HUTA LIMA. Dari istri kedua (BORU SIBASOPAET, putri Mojopahit) :
a. SI RAJA SUMBA.
b. SI RAJA SOBU.
c. TOGA NAIPOSPOS, keturunannya bermarga NAIPOSPOS. Keluarga TUAN SORBADIBANUA bermukim di Lobu Parserahan - Balige. Pada suatu ketika, terjadi peristiwa yang unik dalam keluarga tersebut. Atas ramalan atau anjuran seorang datu, TUAN SORBADIBANUA menyuruh kedelapan putranya bermain perang-perangan. Tanpa sengaja, mata SI RAJA HUTA LIMA terkena oleh lembing SI RAJA SOBU. Hal tersebut
mengakibatkan emosi kedua istrinya beserta putra-putra mereka masing-masing, yang tak dapat lagi diatasi oleh TUAN SORBADIBANUA. Akibatnya, istri keduanya bersama putra-putranya yang 3 orang pindah ke Lobu Gala-gala di kaki gunung Dolok Tolong sebelah barat.
Keturunan TUAN SORBADIBANUA berkembang dengan pesat, yang melahirkan lebih dari 100 marga hingga dewasa ini.
Keturunan SI BAGOT NI POHAN melahirkan marga dan marga cabang berikut :
a. TAMPUBOLON, BARIMBING, SILAEN.
b. SIAHAAN, SIMANJUNTAK, HUTAGAOL, NASUTION.
c. PANJAITAN, SIAGIAN, SILITONGA, SIANIPAR, PARDOSI.
d. SIMANGUNSONG, MARPAUNG, NAPITUPULU, PARDEDE.
Keturunan SI PAET TUA melahirkan marga dan marga cabang berikut :
a. HUTAHAEAN, HUTAJULU, ARUAN.
b. SIBARANI, SIBUEA, SARUMPAET.
c. PANGARIBUAN, HUTAPEA
Keturunan SI LAHI SABUNGAN melahirkan marga dan marga cabang berikut :
a. SIHALOHO.
b. SITUNGKIR, SIPANGKAR, SIPAYUNG.
c. SIRUMASONDI, RUMASINGAP, DEPARI.
d. SIDABUTAR.
e. SIDABARIBA, SOLIA.
f. SIDEBANG, BOLIALA.
g. PINTUBATU, SIGIRO.
h. TAMBUN (TAMBUNAN), DOLOKSARIBU, SINURAT, NAIBORHU, NADAPDAP, PAGARAJI, SUNGE, BARUARA, LUMBAN PEA, LUMBAN GAOL.
Keturunan SI RAJA OLOAN melahirkan marga dan marga cabang berikut:
a. NAIBAHO, UJUNG, BINTANG, MANIK, ANGKAT, HUTADIRI, SINAMO, CAPA.
b. SIHOTANG, HASUGIAN, MATANIARI, LINGGA, MANIK.
c. BANGKARA.
d. SINAMBELA, DAIRI.
e. SIHITE, SILEANG.
f. SIMANULLANG.
Keturunan SI RAJA HUTA LIMA melahirkan marga dan marga cabang berikut:
a. MAHA.
b. SAMBO.
c. PARDOSI, SEMBIRING MELIALA.
Keturunan SI RAJA SUMBA melahirkan marga dan marga cabang berikut:
a. SIMAMORA, RAMBE, PURBA, MANALU, DEBATARAJA, GIRSANG, TAMBAK, SIBORO.
b. SIHOMBING, SILABAN, LUMBAN TORUAN, NABABAN, HUTASOIT, SITINDAON, BINJORI.
Keturunan SI RAJA SOBU melahirkan marga dan marga cabang berikut:
a. SITOMPUL.
b. HASIBUAN, HUTABARAT, PANGGABEAN, HUTAGALUNG, HUTATORUAN, SIMORANGKIR, HUTAPEA, LUMBAN TOBING, MISMIS.
Keturunan TOGA NAIPOSPOS melahirkan marga dan marga cabang berikut:
a. MARBUN, LUMBAN BATU, BANJARNAHOR, LUMBAN GAOL, MEHA, MUNGKUR, SARAAN.
b. SIBAGARIANG, HUTAURUK, SIMANUNGKALIT, SITUMEANG.
***DONGAN SAPADAN (TEMAN SEIKRAR, TEMAN SEJANJI)
Dalam masyarakat Batak, sering terjadi ikrar antara suatu marga dengan marga lainnya.
Ikrar tersebut pada mulanya terjadi antara satu keluarga
dengan keluarga lainnya atau antara sekelompok keluarga dengan sekelompok keluarga lainnya yang marganya berbeda. Mereka berikrar akan memegang teguh janji tersebut serta memesankan kepada keturunan masing-masing untuk tetap diingat, dipatuhi, dan dilaksanakan dengan setia. Walaupun berlainan marga, tetapi dalam setiap marga pada umumnya ditetapkan ikatan, agar kedua belah pihak yang berikrar itu saling menganggap sebagai dongan sabutuha (teman semarga). Konsekuensinya adalah bahwa setiap pihak yang berikrar wajib menganggap putra dan putri dari teman ikrarnya sebagai putra dan putrinya sendiri. Kadang-kadang ikatan kekeluargaan karena ikrar atau padan lebih erat daripada ikatan kekeluargaan karena marga.

Karena :

Ada perumpamaan Batak mengatakan sebagai berikut: "Togu urat ni bulu, toguan urat ni padang; Togu nidok ni uhum, toguan nidok ni padan", artinya: "Teguh akar bambu, lebih teguh akar rumput; Teguh ikatan hukum, lebih teguh ikatan janji". Masing-masing ikrar tersebut mempunyai riwayat tersendiri. Marga-marga yang mengikat ikrar antara lain adalah:
a. MARBUN dengan SIHOTANG.
b. PANJAITAN dengan MANULLANG.
c. TAMPUBOLON dengan SITOMPUL.
d. SITORUS dengan HUTAJULU - HUTAHAEAN - ARUAN.
e. NAHAMPUN dengan SITUMORANG.

DAN
Orang-orang Mandailing bermarga Rangkuti dan pecahannya marga Parinduri, juga tidak menudukung pendapat yang mengatakan mereka bersal dari Toba."...sampai kini tidak seorang pun marga Rangkuti yang menganggap dirinya Batak, tidak marmora (punya hubungan kerabat mertua) dan tidak maranak boru (punya hubungan kerabat bermenantu) ke Tanah Batak". Sebab "menurut penuturan yang dihimpun dari orang-orang tua di Mandailing dan disesuaikan pula dengan tarombo marga Rangkuti,

Bahwa Ompu Parsadaan Rangkuti (nenek moyang orang-orang bermarga Rangkuti) di Runding bernama Mangaraja Sutan Pane, yang pada kira-kira abad ke XI datang dari Ulu Panai membuka Huta Runding dan mendirikan kerajaan di sana. Kerajaan tersebut berhadapan dengan Harajaon (kerajaan) Pulungan di Hutabargot di kaki Tor (gunung) Dolok Sigantang di seberang sungai Batang Gadis kira-kira 16km dari Panyabungan".

Dan ada pula mengatakan bahwa nenek moyang orang Mandailing bermarga Rangkuti pada mulanya datang "dari Aceh Selatan (dari Rondeng Tapak Tuan) menyusur pantai laut sampai ke Natal". Dari sana mereka kemudian turun ke Mandailing Godang dan mendirikan perkampungan mereka yang dinamakan Runding sesuai dengan nama tempat asal mereka.
CATATAN TAMBAHAN:
1. Selain PANE, marga-marga cabang lainnya dari SITORUS adalah BOLTOK dan DORI.
2. Marga-marga PANJAITAN, SILITONGA, SIANIPAR, SIAGIAN, dan PARDOSI tergabung dalan suatu punguan (perkumpulan) yang bernama TUAN DIBANGARNA.
Menurut yang saya ketahui, dahulu antar seluruh marga TUAN DIBANGARNA ini tidak boleh saling kawin. Tetapi entah kapan ada perjanjian khusus antara marga SIAGIAN dan PANJAITAN, bahwa sejak saat itu antar mereka (kedua marga itu) boleh saling kawin.
3. Marga SIMORANGKIR adalah salah satu marga cabang dari PANGGABEAN. Marga-marga cabang lainnya adalah LUMBAN RATUS dan LUMBAN SIAGIAN.
4. Marga PANJAITAN selain mempunyai ikatan janji (padan) dengan marga SIMANULLANG, juga dengan marga-marga SINAMBELA dan SIBUEA.
5. Marga SIMANJUNTAK terbagi 2, yaitu HORBOJOLO dan HORBOPUDI. Hubungan antara kedua marga cabang ini tidaklah harmonis alias bermusuhan selama bertahun-tahun, bahkan sampai sekarang. (mereka yang masih bermusuhan sering dikecam oleh batak lainnya dan dianggap batak bodoh)
6. TAMPUBOLON mempunyai putra-putra yang bernama BARIMBING, SILAEN, dan si kembar LUMBAN ATAS & SIBULELE. Nama-nama dari mereka tersebut menjadi nama-nama marga cabang dari TAMPUBOLON (sebagaimana biasanya cara pemberian nama marga cabang pada marga-marga lainnya).
7. Pada umumnya, jika seorang mengatakan bahwa dia bermarga SIAGIAN, maka itu adalah SIAGIAN yang termasuk TUAN DIBANGARNA, jadi bukan SIAGIAN yang merupakan marga cabang dari SIREGAR ataupun LUMBAN SIAGIAN yang merupakan marga cabang dari PANGGABEAN. Selanjutnya biasanya marga SIAGIAN dari TUAN DIBANGARNA akan bertarombo kembali menanyakan asalnya dan nomor keturunan. Kebetulan saya marga SIAGIAN dari PARPAGALOTE.
8. Marga SIREGAR, selain terdapat di suku Batak Toba, juga terdapat di suku Batak Angkola (Mandailing). Yang di Batak Toba biasa disebut "Siregar Utara", sedangkan yang di Batak Angkola (Mandailing) biasa disebut "Siregar Selatan".
9. Marga-marga TENDANG, BUNUREA, MANIK, BERINGIN, GAJAH, BARASA, NAHAMPUN, TUMANGGOR, ANGKAT, BINTANG, TINAMBUNAN, TINENDANG, BARUTU, HUTADIRI, MATANIARI, PADANG, SIHOTANG, dan SOLIN juga terdapat di suku Batak Pakpak (Dairi).
10. Di suku Batak Pakpak (Dairi) terdapat beberapa padanan marga yaitu:
a. BUNUREA disebut juga BANUREA.
b. TUMANGGOR disebut juga TUMANGGER.
c. BARUTU disebut juga BERUTU.
d. HUTADIRI disebut juga KUDADIRI.
e. MATANIARI disebut juga MATAHARI.
f. SIHOTANG disebut juga SIKETANG.
11. Marga SEMBIRING MELIALA juga terdapat di suku Batak Karo. SEMBIRING adalah marga induknya, sedangkan MELIALA adalah salah satu marga cabangnya.
12. Marga DEPARI juga terdapat di suku Batak Karo. Marga tersebut juga merupakan salah satu marga cabang dari SEMBIRING.
13. Jangan keliru (bedakan):
a. SITOHANG dengan SIHOTANG.
b. SIADARI dengan SIDARI.
c. BUTAR BUTAR dengan SIDABUTAR.
d. SARAGI (Batak Toba) tanpa huruf abjad "H" dengan SARAGIH (Batak Simalungun) ada huruf abjad "H".
14. Entah kebetulan atau barangkali memang ada kaitannya, marga LIMBONG juga terdapat di suku Toraja di pulau Sulawesi.
15. Marga PURBA juga terdapat di suku Batak Simalungun.


Akh....udah Capek Ngetik... Moga bermanfaat ya..

Cerita Sekolah Minggu




 diceritakan kembali oleh Judy Hamilton
Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang anak gembala di sebuah desa kecil di pegunungan. Tugasnya adalah menjaga ternak milik penduduk desa, setiap hari membawa domba-domba itu ke padang rumput dan jika hari sudah senja menggiring domba itu kembali ke kandangnya. Pada musim panas gembala itu harus membawa domba-domba ke padang rumput yang lebih tinggi di atas gunung, tetapi malam harinya demi keselamatan ia tetap harus membawa domba itu kembali ke desa; di pegunungan itu banyak serigala yang akan menerkam domba-domba yang masih berkeliaran di padang rumput pada malam hari.
Si gembala sangat menyukai pekerjaannya, tetapi kadang-kadang ia merasa kesepian karena seharian berada di gunung tanpa teman.
Pada suatu hari di akhir musim panas, si gembala duduk di antara domba-dombanya di atas rumput gunung yang hijau, sambil mengamati desa yang terletak di bawahnya. Ia dapat melihat anak-anak, yang kelihatannya sangat kecil, sedang bermain-main di lapangan desa. Ia dapat melihat perempuan-perempuan yang sedang sibuk mempersiapkan hari pasar. Dan ladang di luar desa dilihatnya orang-orang sedang bekerja keras menjaga panenan yang sudah hampir dapat dituai. Setiap orang mempunyai teman untuk diajak bercakap-cakap atau bekerja. Dari semua penduduk desa, si gembalalah satu-satunya yang harus bekerja sendirian. Rasanya tidak adil.
Ia melihat berkeliling ke arah domba-domba yang sedang memakan rumput dengan tenang. Ia menyayangi domba-domba itu, tapi mereka tak dapat diajak bercakap-cakap atau membuatnya tertawa.
Si gembala merasa sangat bosan. Tak pernah ada kejadian yang menarik. Seandainya saja di pegunungan itu ada serigala, tapi seekor pun tak pernah terlihat. Sudah lama sekali serigala tidak kelihatan di situ......
Tiba-tiba si gembala mendapat ide. Ia tahu bagaimana caranya membuat segala sesuatu menjadi lebih hidup. Ia melompat lalu lari ke lereng gunung ke arah desa. Sambil menarik napas dalam-dalam, tangannya dibuat menjadi corong di mulutnya, lalu ia pun berteriak sekencang-kencangnya: "SERIGALA! SERIGALA!"
Jauh di bawah, orang-orang desa mendengar teriakan gembala dan menjadi panik. Setiap orang segera berhenti bekerja. Pekerja-pekerja di ladang mengumpulkan tajak dan penggaruk mereka untuk digunakan sebagai senjata. Perempuan-perempuan mengambil sapu mereka. Anak-anak membawa tongkat untuk dilambai-lambaikan. Kemudian seisi desa bergegas ke lereng gunung untuk membantu si gembala.
Hari itu sangat panas dan gunung itu sangat curam, tetapi penduduk desa memanjat secepat mungkin. Ketika mereka sampai di padang rumput, mereka mencari-cari serigala tapi tak dapat menemukan seekor pun. Domba-domba sedang merumput dengan tenang, dan si gembala tertawa terbahak-bahak.
Ketika menyadari bahwa mereka ditipu oleh gembala, marahlah penduduk desa.
"Perbuatamu sangat bodoh!"kata mereka. "Kami telah menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga!"
Gembala itu meminta maaf, tapi diam-diam ia merasa puas karena tipuannya berhasil. Ia sangat senang!
"Jangan ulangi perbuatanmu,"seorang tua memperingatkannya. "Kalau nanti engkau betul-betul memerlukan pertolongan, tak seorangpun mau menolongmu."
Dengan masih marah penduduk desa meninggalkan gembala dan kembali ke lereng gunung.
Waktupun berlalu. Untuk beberapa lamanya gembala merasa kurang disukai oleh penduduk desa, tapi kemudian mereka memaafkannya dan segala sesuatunya kembali normal. Seperti biasa, setiap hari si gembala menggiring domba-domba ke atas gunung dan menjaganya sampai senja tiba, saat ia membawa domba itu kembali ke kandangnya di desa. Ia masih merasa hidup ini terlalu sepi untuknya, sendirian di atas gunung. Tapi ketika sedang merasa bosan ia ingat telah menipu penduduk desa, iapun tertawa terbahak-bahak.
Waktu berlalu dengan lambat, makin lama si gembala makin gelisah.
Kebosanannya hampir tak tertahankan. Ia bosan selalu memainkan lagu yang sama dengan suling yang dibawanya, tapi tak mampu menciptakan lagu-lagu baru. Dicobanya bernyanyi kepada domba-domba itu tapi tak ada yang memperhatikannya. Dicobanya merangkai bunga-bunga daisy, tapi sebentar saja jari-jarinya terasa sakit dan bunga-bunga itupun layu.
Iapun teringat, betapa lucunya melihat penduduk desa ke atas gunung sambil mengayun-ayunkan senjata ketika ia berteriak minta tolong. Alangkah senangnya melihat semua itu sekali lagi.
seperti yang telah dilakukannya, gembala itu turun sedikit ke lereng gunung lalu mulai berteriak sekencang-kencangnya: "SERIGALA!" teriaknya. "SERIGALA! TOLONG! SERIGALA!"
Jauh di desa, penduduk mendengar teriakan si gembala, tapi kali ini mereka ragu-ragu untuk pergi menolongnya. Orang-orang yang sedang bekerja di ladang saling berpandangan.
"Dengarlah panggilan si gembala," kata yang satu. "Apakah itu lelucon lagi?"
"Aku tidak yakin." kata yang lain. "Tetapi barangkali sekarang ia betul-betul dalam kesulitan." Dengan rasa segan akhirnya penduduk desa memutuskan bahwa mereka tidak dapat mengabaikan permintaan tolong si gembala.
Sekali lagi, mereka mengumpulkan apa saja yang dapat digunakan sebagai senjata lalu beramai-ramai mendaki gunung. Sesampainya di padang rumput merekapun berkeringat dan kelelahan. Tapi seperti sebelumnya, mereka menemui domba-domba itu sedang merumput dengan senangnya. Sedikitpun tak ada tanda-tanda dari serigala.
"Mana serigalanya?" Tanya seorang dari mereka. Tawa terbahak-bahak si gembala sudah menjelaskan segala sesuatunya. Seperti duluu, anak nakal itu telah menipu mereka.
Dulu penduduk desa sudah cukup marah karena ditipu, dan sekarang mereka benar-benar sangat marah.
"Kamu anak yang bodoh dan egois!" mereka berteriak. "Ini waktu panen, dan kami harus bekerja lebih keras di ladang, tetapi kamu telah menipu kami semua untuk datang ke sini!"
Sekali lagi gembala minta maaf, dan kali ini ia betul-betul minta maaf. Ia dapat melihat betapa marahnya penduduk desa, dan juga betapa lelahnya orang-orang yang sudah tua memanjat gunung.
"Saya sungguh menyesal telah menyusahkan kalian," katanya mengaku salah.
Tapi penduduk desa memandangnya dengan curiga. Mereka tidak percaya lagi kepadanya.
Lama sekali penduduk desa tidak mau berbicara kepada si gembala. Akhirnya dengan segan mereka mau berteman lagi dengannya. Tapi orang tua yang telah memberinya peringatan ketika ia pertama kali menipu, menggeleng-gelengkan kepalanya dengan sedih.
"Sekarang mungkin sudah terlambat," katanya.
Untuk beberapa minggu lamanya kehidupan di desa kembali seperti semula.
Kemudian pada suatu hari, ketika gembala sedang berbaring di padang rumput di suatu siang, dilihatnya pemandangan yang sangat mengerikan. Tidak hanya satu, tapi DUA ekor serigala yang sangat besar sedang berlari ke arah domba-domba sambil menggeram dan mengertakkan giginya.
Si gembala sangat ketakutan. Ia tahu dirinya tak akan dapat melawan binatang buas yang ganas itu. Ia segera bangkit dan lari ke bukit secepat mungkin.
Setelah cukup dekat ke desa sehingga suaranya dapat didengar, ia lalu berteriak sekencang-kencangnya.
"TOLONG! TOLONG! SERIGALA!"Teriakannya dapat didengar oleh orang-orang yang sedang bekerja di ladang, tapi tak ada satupun yang mempedulikannya.
"CEPAT KE SINI! MEREKA MENERKAM DOMBA-DOMBA!" teriaknya, cukup kencang sehingga seisi desa dapat mendengarnya. Tapi tak ada seorangpun yang memperhatikannya. Si gembala terus berteriak tapi tak ada seorangpun yang percaya. Iapun kembali ke atas gunung. Ketika sampai di padang rumput didapatinya semua dombanya sudah mati sedangkan serigalanya sudah pergi. Dengan sedih gembala pulang sendirian ke desanya. Penduduk desa tidak akan mempercayainya lagi untuk menjaga domba-domba mereka. Terlalu sering ia berteriak "SERIGALA!"

Kata Kata Bijak



Setiap saat dalam hidupmu adalah ibarat gambar yang belum pernah terlihat, dan gambar yang tidak akan pernah terlihat lagi. Jadi, nikmati hidupmu dan jadikan setiap momen menjadi indah.

Jangan merusak apa yang kau miliki sekarang dengan mengejar sesuatu yang tidak mungkin kau miliki. Sebab, apa yang ada padamu saat ini bisa jadi merupakan salah satu dari banyak hal yang paling kau impikan.

Jika kamu berdoa, jangan meminta kehidupan yang mudah, tetapi mintalah kepada tuhan untuk menjadikanmu pribadi yang kuat.

Hidup itu seperti mengendaradi sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, sepeda harus terus berjalan. Demikian pula hidup ini.

Rayakanlah setiap hari dalam hidupmu karena sesungguhnya hari esok akan datang sangat cepat.

Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup sebab pendidikan yang sesungguhnya adalah kehidupan itu sendiri.

Tidak ada hal yang lebih lembut dari kekuatan, dan tidak ada hal yang lebih kuat dari kelembutan.

Orang bebal selalu mengira bahwa tuhan ada di sampingnya. Sebaliknya, orang bijak selalu berusaha mendekatkan diri kepada tuhan.

Senyuman merupakan hal kecil yang dapat membuat hidup ini menjadi lebih mudah.

Hidup melalui jalan tanpa hambatan sangat jarang berujung pada kesuksesan.

Kesenanagan terbesar dalam hidup ini adalah melakukan hal, dimana orang lain menganggap bahwa kita tidak mampu melakukan hal tersebut.



“Alasan kenapa seseorang tak pernah meraih cita-citanya adalah karena dia tak mendefinisikannya, tak mempelajarinya, dan tak pernah serius berkeyakinan bahwa cita-citanya itu dapat dicapai” (Dr Denis Waitley, pakar motivasi dan penulis buku-buku self-help)

“Saya memiliki tiga harta. Jaga dan peliharalah: cinta yang dalam, kesederhanaan, ketidakberanian memenangkan dunia. Dengan cinta yang dalam, seseorang akan jadi pemberani. Dengan kesederhanaan, seseorang akan menjadi dermawan. Dengan ketidakberanian memenangkan dunia, seseorang akan menjadi pemimpin dunia” (Lao-tzu, Filsuf China)

“Anda harus melakukan sesuatu yang Anda pikir tak akan bisa Anda lakukan” (Eleanor Roosevelt, mantan Ibu Negara AS)

“Keyakinan merupakan suatu pengetahuan di dalam hati, jauh tak terjangkau oleh bukti” (Kahlil Gibran, Pujangga)

“Orang yang terlalu sibuk sangat jarang bisa mengubah pendapatnya” (Friedrich Nitezche (1844-1900), filsuf Jerman)

“Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang Anda miliki, bukan pula berasal dari siapa diri Anda, atau apa yang Anda kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran Anda” Dale Carnegie (1888–1955), Pakar Motivasi-Penulis AS

“Sakit dalam perjuangan itu hanya sementara. Bisa jadi Anda rasakan dalam semenit, sejam, sehari, atau setahun. Namun jika menyerah, rasa sakit itu akan terasa selamanya”
(Lance Armstrong, Mantan Atlet Balap Sepeda AS)

“Suatu pekerjaan yang paling tak kunjung bisa diselesaikan adalah pekerjaan yang tak kunjung pernah dimulai” (JRR Tolkien, penulis Novel The Lord of the Rings)

Sedikit orang kaya yang memiliki harta. Kebanyakan harta yang memiliki mereka –Robert G. Ingersoll

Hidup manusia penuh dengan bahaya, tetapi justru di situlah letak daya tariknya –Edgar Alnsel Mowrer

Orang termiskin yang aku ketahui adalah orang yang tidak mempunyai apa-apa kecuali uang. John D.Rockefeller

Realitas selalu lebih konservatif daripada ideologi — Raymond Aron

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. – Thomas Alva Edison

Jadilah diri anda sendiri. Siapa lagi yang bisa melakukannya lebih baik ketimbang diri anda sendiri? – Frank Giblin, Ii

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. – Confusius

Kesempatan anda untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa besar kepercayaan anda pada diri sendiri. – Robert Collier

Kamis, 19 September 2013

Sejarah Pransisca

Santa Fransiska??ini sejarahnya..

Fransiska lahir di Roma pada tahun 1384. Orangtuanya Paulus dan Yakobella Buso, mendidiknya dengan sangat baik dalam iman Kristiani dan perhatian kepada orang orang yang berada di lingkungan sekitar. Dengan begitu, Fransiska bertumbuh dewasa menjadi orang yang beriman dan penyayang orang orang kecil. Cita citanya adalah menjadi seorang biarawati. Tetapi karena suatu pertimbangan khusus, kedua orangtuanya menikahkan dia dengan seorang pemuda bangsawan bernama Lorenzo de Ponziani. Dari perkawinan ini, Fransiska dianugerahi beberapa orang anak. Hidup perkawinan mereka yang berlangsung selama 40 tahun lamanya diwarnai dengan saling pengertian dan cinta kasih yang mendalam. Prinsip hidup yang dipegangnya dengan teguh dalam menjalankan tugas sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga ialah:Seorang istri dan ibu rumah tangga haruslah meninggalkan Allah di gereja dan mencari Nya di dalam urusan urusan rumah tangga dan dalam pengalaman hidup sehari hari.
Hubungannya yang erat dengan Tuhan melalui doa doanya menumbuhkan dalam dirinya suatu kepekaan dan keprihatinan besar pada kondisi hidup orang orang miskin dan sakit. Karena itu, sambil menjalankan tugas sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, ia bersama adik iparnya Vannoza senantiasa menyempatkan diri membantu dan mengunjungi orang – orang yang malang itu. Banyak hartanya diberikan kepada orang – orang itu. Selama masa kelaparan dan wabah penyakit pes merajalela di Roma pada tahun 1413, ia menyumbangkan harta kekayaannya kepada orang – orang miskin. Ia merombak sebagian rumahnya menjadi suatu rumah sakit untuk menampung orang orang sakit yang terserang wabah pes. Untuk meringakan bebannya ia juga banyak meminta bantuan pada tetangga tetangganya. Tetapi permintaan bantuan itu selalu ditanggapi dengan cara cara yang menyakitkan hati.

Ketika terjadi perang di kota Roma, Lorenzo suaminya ditangkap dan diasingkan, tanah dan hartanya dijarah, dan anaknya yang sulung dibawa sebagai sandera. Peristiwa ini sungguh merupakan suatu pengalaman pahit bagi Fransiska. Ia menanggapi semuanya ini dengan tabah dan pasrah pada Tuhan, sambil tetap tinggal dirumahnya yang telah porak poranda itu.
Sewaktu keadaan ini telah pulih kembali dan Lorenzo dan anaknya kembali ke rumah, Fransiska bersama beberapa rekannya mendirikan sebuah komunitas religius, semacam kongregasi untuk meningkatkan karya karya amalnya. Komunitas religius ini berafiliasi pada Ordo Benediktin dan dibaktikan pada hidup doa dan karya karya amal. Tentang kehidupan doa, Fransiska di kenal sebagai seorang pendoa, seorang mistika pada abad ke 15, dan model bagi ibu ibu rumah tangga di Roma. Ia biasanya berdoa hingga jauh malam dan mengalami banyak penglihatan ajaib serta mendapat banyak rahmat istimewa.

Setelah Lorenzo meninggal dunia dan anak anaknya meningkat dewasa. Fransiska masuk biara yang telah didirikannya. Ia diangkat menjadi pemimpin biara hingga hari kematiannya pada tanggal 9 Maret 1440. Dengan memperhatikan seluruh cara hidupnya dan berbagai penglihatan yang dialaminya, gereja menyatakannya sebagai Kudus pada tahun 1608.

source: ekaristi.org


Me and Parent


I love you Pa & Ma

Jumat, 13 September 2013

Sekilas

Nama : Christy Stella Hensky Putri Saragi Sitio
Temapt Lahir : Rumah Sakit Elisabeth Medan
Tanggal Lahir : 10 Agustus 2012

Nama Bapak : L. Hendry Saragih
Nama Mama : Kinsky Feonatua Hutauruk

Nama Opung  Doli dari Bapak : K. Saragi Sitio
Nama Opung  Boru dari Bapak : M.Christina Purba (+)

Nama Opung  Doli dari Mama : A. Hutauruk
Nama Opung  Boru dari Mama : S. Simanjuntak


Moga Semua Sehat sehat